November 16, 2015

Backpacking ke Malaysia dan Singapore (Part 1)

Bulan April tahun 2015 ini saya dan sahabat saya, Elsa berkesempatan menyambangi dua negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia dan Singapore. Jangan ditanya perbedaannya dengan negara sendiri, antar propinsi aja kita pasti menemukan banyak perbedaan walau masih di negeri sendiri, baik itu bahasanya, orang-orangnya, atau budayanya. Namun inilah yang menarik, melihat perbedaan-perbedaan ini tentu semakin membuka wawasan dan pikiran kita akan dunia yang kita huni.

Dan kesempatan melihat-lihat dua negara tetangga ini sudah saya rencanakan sebaik mungkin dari tahun sebelumnya. Dari segi biaya, tempat yang akan dikunjungi, penginapan, serta koneksi warga pribumi. Maklum pengalaman pertama… Meskipun dibilang terencana, namun banyak hal tak terduga terjadi selama perjalanan. Kebanyakan di antaranya adalah kesalahan perhitungan waktu. Dan berikut adalah tahapan-tahapan yang perlu saya lakukan sebelum berpetualang ke luar negeri.
1.      Passport
Karena ini merupakan perjalanan pertama, saya harus membuat passport terlebih dahulu. Proses pembuatannya cukup mudah apalagi kalau mendaftarkan diri via online, sangat menghemat waktu dan tenaga. Saya hanya perlu datang dua kali ke kantor imigrasi kelas III Bekasi selama proses pembuatan dengan biaya sebesar Rp 360.000,- untuk passport standar 48 halaman.
2.      Tiket
Yang perlu dilakukan setelah mendapatkan passport adalah mencari tiket pesawat dan tiket-tiket lainnya yang dibutuhkan selama perjalanan. Untuk yang merencakan bepergian dengan budget terbatas, saya sarankan untuk selalu cek harga tiket setiap hari dan di jam yang tidak sibuk. Saya sangat beruntung dapat harga tiket yang termasuk murah pada saat itu. Untuk pulang pergi Jakarta – Kuala Lumpur – Singapore – Jakarta saya hanya mengeluarkan uang 1 juta rupiah.
Selain tiket pesawat, saya juga mem-booking tiket Madame Tussauds dan Universal Studio Singapore melalui website karena mereka menawarkan harga yang bagus alias diskonan. Maka dari itu selalu cek promo yang ditawarkan tempat yang akan dikunjungi, karena who knows? Biasanya harga booking dan on the spot memang selalu berbeda, maka manfaatkan saja meskipun regulasinya agak berbelit. Secara pembayaran tentu juga berbeda. Booking tiket (apalagi di luar negeri) biasanya menggunakan credit card visa atau master card. Gak punya? Pinjam aja punya teman seperti yang saya lakukan (thanks for Mba Yani). Total biaya tiket Madame Tussauds dan USS adalah SG$96.
3.      Penginapan/Hotel
Biasanya budget akan tersita di sini, semakin lama waktu bepergian akan mempengaruhi budget menginapmu. Saya termasuk yang beruntung karena dapat berkenalan dengan warga pribumi di Malaysia, Syafa dan wanita karir berdarah mesir di Singapore, Dahlia melalui sebuah website khusus traveler. Keduanya mengijinkan kami menginap di apartemennya selama beberapa hari.
Syafa tinggal di sebuah apartemen di daerah Seri Kembangan –2 jam dari Kuala Lumpur– bersama dengan suami dan anak lelakinya yang saat itu belum berumur setahun. Sedangkan Dahlia menempati condominium di Mera Terrace –10 menit dari bandara Singapore–  sendirian karena ia hanya beberapa bulan saja berada di Singapore untuk urusan kerja.
Apartemen di Malaysia
Condominium di Singapore
4.      Provider
Begitu sampai di negara destinasi, kami langsung membeli provider dari negara tersebut untuk tetap terkoneksi dengan orang-orang di negara asal atau untuk menghubungi teman di negara tersebut. Saat di Malaysia kami menggunakan provider HotLink dengan pembelian kartu perdana RM 11. Saya sarankan untuk langsung minta diaktifasi saja sama pramuniaganya daripada dengar penjelasan mereka, bahasa melayu bagi saya agak membingungkan hehe… Lalu ketika kami di Singapore, teman kami Riaz menyarankan untuk menggunakan provider SingTel seharga SG$32.

Tempat yang dikunjungi di Malaysia
Tidak kalah dengan Indonesia, Malaysia mempunyai segudang tempat yang bagus untuk dikunjungi. Apalagi warga yang menghuni negara ini tidak semuanya berdarah melayu. Orang-orang berdarah arab, cina, dan inggris juga banyak ditemui di jalanan kota. Saya sampai terbelalak melihat bule ganteng (sepertinya asal Turkey) berada di belakang counter Cha Time di KL Sentral sedangkan yang lain berjualan sepatu di emperan toko. Pemandangan yang menarik untuk orang seperti saya yang selalu menemui pelayan berkulit sawo matang dan chinese di pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia.
Mee Tarik
Dari KL Sentral, saya bisa mengambil kendaraan jenis apa saja untuk tujuan, dari MRT, Monoral, KTM, Rapid KL, Bus, hingga Taxi dapat ditemukan di sini. Jangan salah, walaupun fungsi utamanya station, tapi KL Sentral lebih mirip seperti mall. Saya bisa menemukan berbagai jenis restoran di sini, dan sempat mencoba Mee Tarik khas Malaysia ketika saya sedang menunggu kedatangan kereta.

1.      Jalan Alor
Bukit Bintang Station
Hanya butuh waktu 10 menit dengan berjalan kaki dari stasiun Bukit Bintang ke tempat ini. Jalan Alor adalah destinasi pertama kami sesampainya di Malaysia. Makan malam dengan macam-macam jenis sate yang enak dan unik seperti sate katak dan gurita serta disambut dengan welcome drink, air mata kucing. Suasananya meriah dihiasi lampion sepanjang jalan walau masih diguyur hujan gerimis saat itu, wisatawan banyak yang lalu lalang selama saya melahap habis makan malam saya.


2.      Petronas Twin Tower
Menggunakan GO! KL yang gratis, saya diantar mengelilingi KLCC di malam hari. Saya memutuskan untuk turun di KLCC Suria untuk foto berlatarkan Petronas Twin Tower. Memang terlalu mainstream… tapi kapan lagi? The world must know hahaha… Petronas pun masih ramai dikunjungi meski jam sudah menunjukan pukul 10.30 p.m. Saya lantas bergegas ke MRT yang ada di bawah tanah gedung Petronas menuju ke KL Sentral dan mengambil KTM jurusan Putrajaya untuk segera bergegas ke apartemen host kami di Seri Kembangan.


3.      Putrajaya
Pusat pemerintahan Malaysia lebih menyerupai tempat wisata dengan berhiaskan gedung-gedung yang unik, taman yang bersih, jalanan yang lebar, jembatan yang megah, serta burung merpati dan gagak yang bebas beterbangan dimana saja. Ketika Syafa dan suaminya mengantar kami berkeliling Putrajaya di minggu pagi, kota ini terlihat begitu sepi. Kata mereka sih kalau di hari kerja, jalanan di kota ini akan semerawut dan macet. Tapi semacet apa sih? Kayanya gak ada yang bisa menandingi kemacetan Jakarta. Bahkan pejalan kaki pun ikutan kena macet kalau di Jakarta. Betul?
 
 
Suasana Putrajaya ketika saya diantar melintasi jalanan kota ini di hari Minggu
 
4.      Batu Cave
Batu Cave sebetulnya adalah tempat ibadah agama Hindu, namun karena tempatnya sangat unik, para wisatawan banyak yang mengunjungi tempat ini. Goa yang berada di atas tebing ini dapat dijelajahi wisatawan dengan sedikit extra kekuatan karena banyaknya anak tangga yang harus dilalui sebelum sampai di atas. Tapi ketika sudah berada di atas, not bad lah… pemandangannya bagus. Goanya juga dingin dan kita bisa melihat sisi belakang patung dewa yang tingginya menyamai puncak anak tangga tersebut. Selain itu ada juga patung hanoman berwarna hijau yang bisa ditemui ketika kita keluar dari stasiun. Di sini saya sempet mencoba roti planta seharga RM 4,7, makanan khas india sekaligus sebagai sarapan dan makan siang saya. Sangat murah untuk kantong backpacker seperti saya hehe…
 
 
  

5.      Genting Highland
Sesungguhnya bagi kalian yang senang dengan berwisata belanja, hal-hal berbau mall dan gamble, di sini lah tempatnya. Kalau di Indonesia, yang dingin itu di dalam mall, sedangkan di Genting, justru yang hangat itu di dalam mall/hotelnya sedangkan di luar brrrr……Dingin hingga berkabut! Karena letaknya memang ada di atas pegunungan. Saat kunjungan saya ke sana, angka menunjukan suhu sekitar 19 derajat celcius. Yang unik adalah salah satu cara untuk sampai ke puncaknya yang dihubungkan oleh kereta gantung (cable car). Hal ini lah yang pertama kali membuat saya penasaran untuk menyambangi tempat wisata ini. Maklum, Gondola Ancol dan cable car di TMII sudah terlalu mainstream untuk saya. Selain tempat belanja, hotel dan taman ria, Kamu juga bisa menemukan tempat ibadah agama Budha bernama Chin Swee Temple, hanya saja waktu tidak mendukung untuk Saya mengunjungi tempat tersebut, padahal bagus banget buat foto-foto. Jaraknya agak turun ke bawah dan kami harus menggunakan shuttle bus gratis dari Hotel First World agar bisa sampai ke sana.

6.      Petaling Street
Untuk muslim seperti saya, tidak banyak yang bisa dilakukan di sini. Saya hanya menemukan orang-orang berjualan macam-macam barang di sepanjang jalan dan kedai-kedai pinggir jalan yang menu utamanya adalah pork atau babi. Tapi buat teman seperjalan saya, Elsa, ini adalah surga karena dia begitu inginnya mencoba bacon. Kata dia sih enak, tapi bagi saya tetap saja harus terus jalan hingga menemukan satu restoran halal. Dan berakhirlah hari itu dengan makan malam di KFC. Tadinya saya hampir kecewa sampai ketika saya makan burger pesanan saya, ternyata bahkan rasa makanan di restoran cepat saji setiap negara itu berbeda lho! Entah saat itu saya terlalu lapar atau burgernya memang benaran enak.
7.      Cyberjaya
Maccaroni Tomato Soup
Pagi hari setelah dua malam dan satu hari yang menyenangkan di negeri Malaysia, kami diantar ke airport oleh Syafa untuk melanjutkan perjalanan liburan kami ke Singapore. Tapi kami tidak lantas langsung pergi ke sana, Syafa menunjukan salah satu kota di Malaysia yang mungkin menjadi pusat pendidikan atau penelitian teknologi. Pendapat ini saya ambil dari nama kota tersebut, Cyberjaya dan juga banyaknya gedung-gedung yang menunjukan bahwa tempat itu pusat teknologi di Malaysia (maaf kalau saya salah). Kami pun sarapan di salah satu restoran terkenal di Malaysia, Old Town White Coffee. Makanannya enak dan yang pasti gratis ditraktir sama empunya rumah hihi…
Thank you Syafa!


Berikut actual itinerary & budget selama saya di Malaysia
Total Rp 772,515

11-Apr
Description
Actual Price
Rupiah
 10.00 - 13.00
Bekasi - CGK
Rp 50.000
50,000
13.00 - 14.30
Lunch at Bakmi GM
Rp 46.000
46,000
14.30 - 18.00
Take off from Terminal 3 CGK to KUL
Paid

18.00 - 19.00
Immigration and buy provider Hot Link
RM 11
39,270
19.00 - 20.00
KLIA2 - KL Sentral by Aerobus
RM 10
35,700
20.00 - 20.30
KL Sentral - Bukit Bintang by Rapid KL
RM 2
7,140
20.30 - 21.30
Dinner at Alor Street
RM 18
64,260
21.30 - 22.00
Alor Street - KLCC Suria by GO KL
Free

22.00 - 22.30
KLCC Suria


22.30 - 23.00
KLCC Suria - KL Sentral by Rapid KL
RM 3
10,710
23.00 - 00.00
KL Sentral - Serdang by KTM Serdang
RM 1.7
6,069
00.00 - 01.00
Serdang - Seri Kembangan
RM 1
3,570
01.00 - 07.00
Rest






12-Apr
Description
Actual Price
Rupiah
07.00 - 08.00
Prepare


08.00 - 09.00
Putrajaya city tour by our host, Syafa


09.00 - 09.30
Putrajaya - KL Sentral by KLIA Express
RM 9.5
33,915
09.30 - 10.30
KL Sentral - Batu Caves by KTM Komuter
RM 2
7,140
10.30 - 11.00
Brunch at Batu Caves with Indian food (Roti Planta)
RM 4.7
16,779
11.00 - 12.00
Walking around and buy some souvenir
RM 15
53,550
12.00 - 13.00
Batu Caves - KL Sentral
RM 4
14,280
13.00 - 14.30
Lunch with Mee Tarik Warisan Asli and Matcha Tea
RM 12
42,840
14.30 - 15.30
KL Sentral - Genting Highland
RM 10.7
38,199
15.30 - 17.00
Walking around and buy some souvenir
RM 50
178,500
17.00 - 19.30
Walking around Indoor Theme Park


19.30 - 20.30
Genting Highland - KL Sentral
RM 10.7
38,199
20.30 - 21.00
KL Sentral - Pasar Seni by Rapid KL
RM 1
3,570
21.00 - 22.30
Walking around Petaling Street and dinner with KFC
RM 10
35,700
22.30 - 23.00
Pasar Seni - KL Sentral
RM 1
3,570
23.00 - 00.00
KL Sentral - Serdang by KTM Serdang
RM 1.7
6,069
00.00 - 01.00
Serdang - Seri Kembangan
RM 1
3,570
01.00 - 07.00
Rest






13-Apr
Description
Actual Price
Rupiah
07.00 - 08.00
Prepare


08.00 - 09.30
Breakfast with Syafa at Old Town White Coffee
Treated by Syafa

09.30 - 10.00
Putrajaya - KLIA2 by KLIA Express
RM 9.5
33,915
10.00 - 11.30
Waiting for boarding


11.30 - 13.00
KUL - SIN
Paid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar